Selasa, 13 Mei 2014

ORANG MENERTAWAIKU KARENA CEKING? AKU JUGA!


@SammyAddward

Ayahku kurus. Jadi, aku ini kurus turunan. Sedari balita hingga SMA kelas 3, hampir tiap hari aku jadi bahan bully para teman sekolah dan tetangga. Bahkan famili juga. “Cangcorang” (bahasa Betawi = belalang sembah) adalah julukan mereka untukku karena posturku yang cukup tinggi tapi sekaligus ceking banget. Waktu SMP, teman-teman sekolahku malah punya panggilan tambahan untukku. “Bone-Age”! Itu nama video game di arena-arena dingdong di zamanku, yang menggambarkan tulang-belulang fosil zaman purba yang bisa berjalan dan berkeliaran. Aku bangga sekali bisa jadi bagian dari ilmu pengetahuan dan dunia hiburan!
Kontras dengan anggapan semua orang bahwa kurus itu kurang makan, justru dari kecil, aku sangat doyan makan! Waktu umurku belum 10 tahun saja, porsi makanku sama dengan orang dewasa. Apalagi ketika masuk masa puber dan remaja. Kalian tahu, dong, remaja pria itu ibarat ulat: makannya seperti tak kenal kenyang! Ajaibnya, aku tetap kerempeng! Padahal, ibuku sudah bawa aku ke dokter. Tak satu pun penyakit yang bikin orang kurus ada pada tubuhku. Seekor dan satu telur cacing pun tidak! Banyak orang bertanya, “Ke mana larinya itu makanan?” Jawabanku selalu konsisten: “Ke otak!” Mereka tak bisa membantah. Sebab, selain prestasiku di sekolah gemilang. tinggiku pun ideal untuk pria, terutama di Indonesia.
Sekarang, aku mau jujur. Sebetulnya, dalam hati, aku sangat marah dengan keadaan itu. Karena itu, dengan segala cara, aku berupaya agar bisa gemuk. Hingga akhirnya, menjelang penghabisan kelas 2 SMA, seorang temanku kudapati sukses mengidealkan berat badannya, padahal sebelumnya dia juga kurus, meski tidak separah aku. Karena sohib, dengan senang hati dia berbagi tips. Ternyata rahasianya ada di minyak ikan berkemasan botol, bergambar orang sedang panggul ikan cod! Tapi, katanya, harus yang cair dan yang rasa original. Lebih murni, katanya, jadi lebih manjur ketimbang yang rasa jeruk, atau dibanding minyak ikan yang dijadikan tablet gel. Kuturuti tipsnya. Tanpa absen satu kalipun, kuminum sehari 3 kali, 1 sendok makan tiap kali. Selama 3 bulan, 10 botol penuh! Betul! Memasuki hari pertama kelas 3 SMA, beratku yang tadinya 45 kg, jadi 74 kg! Ideal dengan tinggiku yang 180 cm!
Selama aku gemuk, ketampananku muncul dari persembunyiannya. Tiada wanita yang tak mau denganku. Pede-ku jadi berkali-kali lipat. Apalagi aku fitness juga. Tapi, sayang, masa keemasan itu hanya bertahan beberapa tahun saja. Selulus kuliah dan mulai mencari nafkah sendiri, berbagai masalah kualami. Yang terparah soal keuangan. Itu berimbas pada banyak hal. Beberapa kali aku pindah tempat kos, cari yang lebih murah. Aku pun jadi tidak fitness lagi akibat tak kuat membiayai! Makan juga kukurangi, sebab harus berhemat. Karena dasarnya aku ini pemikir, semua itu jadi beban pikiran. Alhasil, beratku susut dengan cepat. Dan sekarang, mentok di 52 kg. Memburuk memang, tapi masih lebih baik daripada sebelum aku gemuk ‘kan? Walau begitu, aku tetap berjuang buat merebut kembali nama besarku!
Tapi dari situ aku jadi tahu 4 hal. Pertama, kondisi dompet sejalan dengan bobot tubuh. Kian tebal dompet, kian gemuk badan kita! Pun sebaliknya. Kedua, bobot kita merosot, orang di sekitar mengalami amnesia. Keluarga, teman, dan siapapun yang pernah melihatku gemuk, bakal terperangah seraya memekik ketika melihatku: “Kok jadi kurus banget lu?!” Lalu kujelaskan. Mereka mulai paham. Tapi 5–10 menit kemudian, mereka kembali terbelalak dan menjerit, “Kok jadi kurus banget lu?!” Dan itu terulang lagi saat kami kembali bertemu! Ketiga, kurus membuat wibawa kita keluar. Sebab, penampilan kita jadi lebih tua daripada usia kita! Dan keempat, merosotnya berat badan membuat orang meragukan ilmu kedokteran. Banyak orang curiga aku kena TBC, kanker, atau bahkan HIV/AIDS! Maka kubela-belain check-up! Malah tes ELISA juga! Hasilnya: aku sehat walafiat tak kurang suatu apa! Statistik vitalku juga bagus sekali, hasil dari banyaknya aktivitas fisik, terutama berjalan kaki. Tapi, jangankan orang yang mengiraku penyakitan, aku sendiri pun tidak percaya dengan hasil itu!

———————————————

Tidak ada komentar:

Posting Komentar