Selasa, 13 Mei 2014

Kurus Itu Anugerah


 (@restri_v)

            Cireng...! kalo denger kata ini, pasti yang ada dipikiran kitaitu adalah salah satu  makanan khas jawa barat yang terbuat dari aci kemudian digoreng. Tapi cireng yang dimaksud bukan sebuah makanan, tetapi lebih tepatnya itu adalah nama panggilanku ketika dibangku SMA. Yah... nama panggilan yang awalnya sempat membuat risih dan menurunkan rasa PD, tapi lama kelamaan aku terbiasa dengan nama itu. Aku rasa alasan teman-temanku memanggil dengan sebutan demikian, pastikarena keadaan fisikku yang kurus dan hitam. Setelah kutanyakan kepada mereka,tidaakk....ternyata itu benar, jlebbb!!!
            Cireng itu merupakan singkatan dari bahasa jawa, cilik dan ireng. Cilik itu artinya kecil/kurus, sedangkan ireng itu hitam. Jadi, cireng itu sebutan untuk tubuhku yang kurus dan kulitku yang hitam. Alhamdulillah selama ini aku nggak pernah marah atau merasa tersinggung ketika teman-teman memanggilku dengan sebutan cireng, justru aku senang karena dengan itu aku jadi mudah dikenal dan memiliki banyak teman. Tetapi, tidak sedikit juga yang menghina, sinis ataupun menertawaikeadaan fisikku.
            Pada awalnya, aku merasa Tuhan nggak pernah adil. Kenapa aku diberikan fisik yang seperti ini, udah kurus hitam lagi. Mau dilihat dari atas monas pun nggak akan ada bagus-bagusnya, apalagi dilihat dari dekat. Sampai-sampai aku trauma sama yang namanya kaca, gimana nggak trauma??? Setiap kali mau ngaca, kaca itu seolah-seolah menataptajam dan mengihinaku dengan berkata “loe jelek banget sih, udah kurus, item, dekil, cungkring, kering, kerempeng, nggak ada bagus-bagusnya sama sekali, hahahaha”. Semenjak itu, setiap kali aku melihat kaca aku selalu berusaha menghindar, dan dikamarku nggak ada satupun kaca nggak seperti layaknya kamar wanita. Tetapi, sekarang aku sadar dan menyesalkarena pernah seperti itu. Kesadaran ini berawal ketika aku hendak pergi mengunjungi rumah nenekku untuk menghabiskan liburan semester.
Kejadian itu tepatnya di dalam kereta,aku bertemu dengan seorang wanita yang umurnya sekitar 21 tahun dengan tubuh yang gemuk. Saat itu aku melihat ia tidak mendapatkan tempat duduk, sebenarnya ada tempat duduk yang kosong sih tetapi tidak cukup jika ia harus duduk disana.Melihat hal itu, aku langsung berdiri dan mempersilahkannya untuk duduk ditempatku, sedangkan aku pindah ke tempat duduk yang ada di depannya, meskipun sempit tapi muat untuk kududuki. “Untung aja badanku kurus”, ucapku dalam hati. Setelah ia mengucapkan terima kasih, kami pun berkenalan dan sepanjang perjalanan kami membicarakan banyak hal, salah satunya mengenai keadaan fisik kami yang bertolak belakang. Dahulu, ia ingin sekali memiliki tubuh sepertiku, tapi sebenarnya tidak sekurus ini, hahahaha!! Berbagai cara sudah ia lakukan, mulai dari diet, olah raga, minum obat anti gemuk, sampai melakukan operasi, tetapi hasilnya tidak pernah memuaskan. Ia sangat menyesal telah menghabiskan uang hanya untuk penampilan fisik semata. Sekarang ia ingin bernampilan apa adanya, karena menurutnya itu merupakan wujud rasa syukuratas anugerah yang diberikan Tuhan. Dari situ, akupun mulai menyadari bahwa selama ini akupun tak pernah bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan berupa tubuh yang kurus, sedangkan diluar sana banyak sekali orang yang menghabiskan uang hanya untuk memiliki tubuh yang kurus sepertiku.
Setelah kejadian itu, aku mulai PD dengan keadaan fisikku, tak kuhiraukan lagi jika ada yang menghinaku, aku tak merasa risih lagi jika teman-teman memanggilku dengan panggilancireng, dan yang terpenting aku sudah tidak trauma lagi dengan yang namanya kaca dan sekarang sudah kuletakkan kaca di kamarku sebagaimana layaknya kamar wanita.

Sekarang aku duduk di bangku kuliah, tak pernah sekalipun aku melupakan kejadian itu. Hingga suatu ketika aku dipertemukan kembali dengan wanita tersebut, sekarang ia tampak beda.Tetapi bukan keadaan fisiknyalho, dari yang gemuk berubah menjadi kurus, hehehe. Perubahannya, sekarang ia sudah memiliki anak berumur sekitar lima tahun. Setalah kami berbicara banyak hal, ia kemudian menanyakan alamat rumahku, ternyata rumah kami tidak begitu jauh. Saat itu juga tiba-tiba ia menawariku untuk membantu anaknya belajar di rumah, spontan aku merasa kaget dan sekaligus senang. Kebetulan aku sedang mencari pekerjaan sampingan untuk manambah uang bulananku, tanpa berpikir panjang aku pun  langsung mengiyakan tawarannya dan tak lupa kuucapkan syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan kepadaku berupa tubuh kurus, karena dari tubuh kurus ini aku mendapatkan banyak pelajaran. So, jangan pernah merasa minder dengan tubuh kurus, karena kurus itu adalah anugerah dari Tuhan...J Keep smile guys... J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar