(@restri_v)
Cireng...!
kalo denger kata ini, pasti yang ada dipikiran kitaitu adalah salah satu makanan khas jawa barat yang terbuat dari aci
kemudian digoreng. Tapi cireng yang dimaksud
bukan sebuah makanan, tetapi lebih tepatnya itu adalah nama panggilanku ketika
dibangku SMA. Yah... nama panggilan yang awalnya sempat membuat risih dan
menurunkan rasa PD, tapi lama kelamaan aku terbiasa dengan nama itu. Aku rasa
alasan teman-temanku memanggil dengan sebutan demikian, pastikarena keadaan
fisikku yang kurus dan hitam. Setelah kutanyakan kepada mereka,tidaakk....ternyata
itu benar, jlebbb!!!
Cireng
itu merupakan singkatan dari bahasa jawa, cilik
dan ireng. Cilik itu artinya kecil/kurus, sedangkan ireng itu hitam. Jadi, cireng itu sebutan untuk tubuhku yang
kurus dan kulitku yang hitam. Alhamdulillah selama ini aku nggak pernah marah
atau merasa tersinggung ketika teman-teman memanggilku dengan sebutan cireng, justru aku senang karena dengan
itu aku jadi mudah dikenal dan memiliki banyak teman. Tetapi, tidak sedikit
juga yang menghina, sinis ataupun menertawaikeadaan fisikku.
Pada awalnya, aku merasa Tuhan nggak
pernah adil. Kenapa aku diberikan fisik yang seperti ini, udah kurus hitam lagi.
Mau dilihat dari atas monas pun nggak akan ada bagus-bagusnya, apalagi dilihat dari
dekat. Sampai-sampai aku trauma sama yang namanya kaca, gimana nggak trauma???
Setiap kali mau ngaca, kaca itu seolah-seolah menataptajam dan mengihinaku
dengan berkata “loe jelek banget sih, udah kurus, item, dekil, cungkring,
kering, kerempeng, nggak ada bagus-bagusnya sama sekali, hahahaha”. Semenjak
itu, setiap kali aku melihat kaca aku selalu berusaha menghindar, dan dikamarku
nggak ada satupun kaca nggak seperti layaknya kamar wanita. Tetapi, sekarang
aku sadar dan menyesalkarena pernah seperti itu. Kesadaran ini berawal ketika
aku hendak pergi mengunjungi rumah nenekku untuk menghabiskan liburan semester.
Kejadian
itu tepatnya di dalam kereta,aku bertemu dengan seorang wanita yang umurnya
sekitar 21 tahun dengan tubuh yang gemuk. Saat itu aku melihat ia tidak
mendapatkan tempat duduk, sebenarnya ada tempat duduk yang kosong sih tetapi tidak
cukup jika ia harus duduk disana.Melihat hal itu, aku langsung berdiri dan
mempersilahkannya untuk duduk ditempatku, sedangkan aku pindah ke tempat duduk
yang ada di depannya, meskipun sempit tapi muat untuk kududuki. “Untung aja badanku kurus”, ucapku dalam
hati. Setelah ia mengucapkan terima kasih, kami pun berkenalan dan sepanjang
perjalanan kami membicarakan banyak hal, salah satunya mengenai keadaan fisik
kami yang bertolak belakang. Dahulu, ia ingin sekali memiliki tubuh sepertiku,
tapi sebenarnya tidak sekurus ini, hahahaha!! Berbagai cara sudah ia lakukan,
mulai dari diet, olah raga, minum obat anti gemuk, sampai melakukan operasi,
tetapi hasilnya tidak pernah memuaskan. Ia sangat menyesal telah menghabiskan
uang hanya untuk penampilan fisik semata. Sekarang ia ingin bernampilan apa
adanya, karena menurutnya itu merupakan wujud rasa syukuratas anugerah yang
diberikan Tuhan. Dari situ, akupun mulai menyadari bahwa selama ini akupun tak
pernah bersyukur atas anugerah yang diberikan Tuhan berupa tubuh yang kurus,
sedangkan diluar sana banyak sekali orang yang menghabiskan uang hanya untuk
memiliki tubuh yang kurus sepertiku.
Setelah
kejadian itu, aku mulai PD dengan keadaan fisikku, tak kuhiraukan lagi jika ada
yang menghinaku, aku tak merasa risih lagi jika teman-teman memanggilku dengan panggilancireng, dan yang terpenting aku sudah tidak
trauma lagi dengan yang namanya kaca dan sekarang sudah kuletakkan kaca di
kamarku sebagaimana layaknya kamar wanita.
Sekarang
aku duduk di bangku kuliah, tak pernah sekalipun aku melupakan kejadian itu.
Hingga suatu ketika aku dipertemukan kembali dengan wanita tersebut, sekarang
ia tampak beda.Tetapi bukan keadaan fisiknyalho,
dari yang gemuk berubah menjadi kurus, hehehe. Perubahannya, sekarang ia sudah
memiliki anak berumur sekitar lima tahun. Setalah kami berbicara banyak hal, ia
kemudian menanyakan alamat rumahku, ternyata rumah kami tidak begitu jauh. Saat
itu juga tiba-tiba ia menawariku untuk membantu anaknya
belajar di rumah, spontan aku merasa kaget dan sekaligus senang. Kebetulan aku
sedang mencari pekerjaan sampingan untuk manambah uang bulananku, tanpa
berpikir panjang aku pun langsung mengiyakan
tawarannya dan tak lupa kuucapkan syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan
kepadaku berupa tubuh kurus, karena dari tubuh kurus ini aku mendapatkan banyak
pelajaran. So, jangan pernah merasa minder dengan tubuh kurus, karena kurus itu
adalah anugerah dari Tuhan...J Keep smile
guys... J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar