@KLin17
(Karina Lin)
Suatu kali,
saya terlibat percakapan dengan teman melalui Blackberry Messengger (BBM). Yusnaeni,
nama teman saya itu dan biasa dipanggil Yus saja. Obrolan saya dengan Yus via
BBM ini pun pada awalnya hanya seputar tas. Kisah lengkapnya begini, saya
bertanya kepada Yus (yang orang Lampung namun merantau di Jakarta) mengenai
tempat servis tas di Jakarta. Apakah dia tahu atau pernah melakukan servis tas
? Pasalnya saya memiliki tas yang masih bagus, hanya saja salah satu tali tas
tersebut hampir putus.
Sementara di
kota tempat tinggal saya (Tanjungkarang, Bandarlampung) tiada tempat servis
tas. Yus pun menanggapi pertanyaan saya tadi. Katanya dia tidak tahu dan dia
bertanya juga tas saya yang hendak diservis itu jenis tas apa ? Saya bilang ini
tas kulit sintetis, dapat dikasih sama orang tapi masih bagus.
Mungkin dia
penasaran siapa yang berbaik hati memberikan tas tersebut kepada saya. Maka
saya jelaskan ke dia kalau si pemberi tas yang baik hati itu adalah tante tetangga
yang tinggal di kompleks rumah tempat saudara saya. “Tas ini kayaknya bekas
dipakai anaknya, Yus. Tapi masih bagus kok. Tetangga ini juga yang minjemin aku
Blackberry yang sekarang ku pakai ini loh,” saya menerangkan kepadanya.
Nampaknya si
Yus makin kagum pada penjelasan saya mengenai kebaikan hati tante tetangga itu.
“Wah rejeki !” celetuknya menyambung jawaban saya. Belum selesai sampai disitu,
saya melanjutkan lagi cerita kepadanya bahwa selain dikasih tas bekas,
dipinjami Blackberry, saya juga sering dikasih baju, diajak makan (kalau pas
main ke rumahnya) dan dikasih oleh-oleh makanan saat pulang dari rumahnya.
“Baju-baju yang
dikasih sama tante ini baju bekas anaknya. Kan anaknya sekarang sudah bekerja
di Jakarta dan bodinya melar. Nggak muat lagi baju-baju lamanya. Nah, itu
dikasihin ke aku. Kebetulan aku kurus, jadinya muat deh baju-baju itu. Baju
bekas tapi masih bagus-bagus,” saya menjelaskan panjang lebar kepada Yus.
Si Yus pun
menampilkan icon smiley tepok jidat di BBM-nya. Dia menulis demikian, ”itu mah
dikasih semua dong sama orang.” Saya yang membaca balasan BBM-nya itu hanya
terkekeh geli. Soalnya saya kan ceritanya dikasih tas bekas gratisan sama tante
tetangga. Lha, ternyata selain tas, saya juga dikasih yang lain-lain.
Selain tante tetangga
yang satu ini, juga ada tante tetangga lain yang pernah memberikan baju bekas
anaknya kepada saya. Alasan memberi baju bekas tersebut, bukan lantaran mereka
kebanyakan uang. Namun dikarenakan anak-anaknya itu bekerja di lain provinsi
dan ukuran tubuh anak-anak mereka semakin bertambah gemuk. Maka kalaupun
anak-anak mereka mudik (pulang kampung) tetap saja, baju-baju yang tersimpan
rapi di rumah orang tua mereka tidak bisa dipakai.
Terbukti kurus
itu tidak buruk toh ? Sebaliknya, kurus membawa berkah bagi saya dan saya
bersyukur. Sebab dengan diberi baju-baju tadi (walau bekas) setidaknya saya
bisa berhemat dan menabung untuk kebutuhan yang lebih penting lagi. Bagaimana
dengan kamu ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar