Oleh @RisangCasuarina
Memang
di dunia ini semua serba salah. Orang gendut berlomba-lomba supaya kurus dengan
berbagai cara.
Mulai
dari olahraga,diet,puasa bahkan sedot lemak.
Eh
,tapi sudah punya badan kurus,apa lagi buat cowok selalu jadi problema.
Berbagai
tuduhan “miring” sering menghantui
Mulai
dari…
“suka
merokok ya?”
“pernah
pakai narkoba?”
“
makannya pasti dikit banget, gak punya duit?”
“jangan-jangan
kalau malam jadi waria!”
Sadis
banget sih tuduhan-tuduhan seperti itu! Menyakiti hati dan jiwaku saja!
Celakanya,bertahun-tahun
komentar menyakitkan tersebut selalu menghampiri.
Lebih
dari 10 tahun! Bayangkan saja,kalau saya tidak percaya Tuhan sudah lama
gangguan kejiwaan barang kali.
Padahal,usaha
apa yang belum pernah kucoba untuk meningkatkan berat badan?
Namanya
makanan sudah tidak ada yang namanya pantang.
Pedas,manis,asim,gurih
dsb santap semua.
Susu
mahal yang rasanya tidak karuan yang konon bisa meningkatkan berat badan sudah
dikonsumsi,untung belum kalengnya ditelan sekalian.
Multivitamin
dari A sampai Z, mengandung zat besi sampai zat titanium sudah menjadi bagian 4
sehat 5 sempurna 6 merogoh dana semakin dalam.
Hasilnya?
Sesuatu banget! Kenaikan berat badan tidak lebih dari sekilo dua kilo saja.
Untuk
menghindari kata-kata menyakitkan tersebut mampir di telinga,minimal berkurang
Maka
taktik sederhana di lancarkan.
Dalam
berbusana selalu memakai baju dan celana panjang agak longgar berwarna netral
atau gelap.bahkan kalau perlu ditutupi dengan jaket.
Lebih
ekstremnya lagi,jadi menghindari olah raga yang mengenakan pakaian
minim,seperti basket apalagi berenang.
Kan
malu keliatan tulang-tulang menonjol dari balik kulit.
Hinaan
yang pernah didengar yaitu..
“hati-hati
nanti dikejar anjing!”
JLEBBBB…
Sebalnya
lagi,malah di tolak sama teman yang desainer jadi modelnya. Alasannya ya karena
badan terlalu kurus.
Please
deh,di luar negeri malah laris manis tuh. Makannya urusan berat badan kok
seolah jadi bencana nasional sih?
Tapi,berhubung
memang pola pikir gue yang menolak diskriminasi dan penindasan sudah semakin
berkembang akibat terlalu sering di bully.
Maka,tanpa
surat keputusan dari kementerian manapun,maka saya memutuskan untuk tetap
berpikir bahwa kebahagiaan saya adalah keputusan saya sendiri,bukan karena
tekanan orang lain.
Dimulai
dari saya memakai baju dengan ukuran normal,bahkan kadang kekecilan.
Efeknya,jelas
donk badan saya yang beratnya minimalis terpampang nyata.
Komentar
sumbang kembali membahana.
Dengan
penuh percaya diri,ditambah sedikit emosi saya jawab saja
“badan
gue tuh bukan kurus tapi sexy tau!”
Jelas,tawa
nada mengejek menggelegar saingan sama batuknya iklan OBH ***
Namun,saya
langsung menunjukkan keuntungan berbadan kurus:
1.cari
baju model apa pun tidak masalah karena pasti muat.
2.
mau makan apa saja,tentu boleh donk,soalnya tidak berdampak sama berat badan.
3.
keluar parkiran atau ruang sempit,sangat mudah! Tinggal miringkan badan saja.
Diluar
itu semua,secara intektual kecerdasan saya tidak dibawah orang-orang berberat
badan normal menurut indeks kesehatan.
Tubuh
saya secara fisik jarang sakit berat.
Terutama
dalam lingkungan masyarakat saya memiliki banyak teman dan sahabat. Bahkan dari
TK sampai kini pun masih akrab.
Terbukti
kan berat badan kagak ngaruh sama pergaulan cynnn….
Munculnya
selebriti seperti Aming Sugandhi yang bisa lulus dari ITB,atau G Dragon yang
menjadi artis internasional membuktikan bahwa berat badan bukan jaminan
seseorang bisa berprestasi atau tidak.
Mungkin
kalau mereka kagak kurus dan unik,malah kagak terkenal tuh.
Soalnya,dari
muka biasa ja.malah dibawah garis ketampanan.
Tinggi
dan berat badan? Apalagi! Jauh dari ideal.
Tetapi,survey
membuktikan….. jreng jreng jreng…
Mereka
tenar dot com!
Toh
tidak ada yang namanya sempurna.akan tetapi bagaimana kita mensiasati yang
dianggap kekurangan itu menjadi kelebihan.
Karena Tuhan saat menciptakan manusia,Dia sudah terlebih dahulu
mengetahui potensi-potensi besar apakah yang dimiliki oleh hamba-hambaNya.
Bersyukur
atas apa yang sudah Tuhan berikan adalah kunci utama.
Dengan
bersyukur kita justru lebih melihat segala kelebihan dan potensi apa yang sudah
Tuhan karuniakan.
Selanjutnya,bergaul
dengan orang-orang yang menerima kita tanpa syarat ribet apalagi banyak maunya.
Terlebih
lagi masuk komunitas yang membangun dan bisa mengembangkan bakat serta kemapuan
kita lebih luar biasa.
Terakhir,nikmati
hidup,karena hidup hanya satu kali.
Nikmati
segala peristiwa yang terjadi,baik mau pun buruk,karena semua akan memberikan
pelajaran kehidupan yang sangat berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar