Selasa, 11 Maret 2014

Kurus Itu Seksi

 by @RaissaSati

            Ku lihat anak kecil dengan dress merah dalam sebuah bingkai foto yang wajahnya dipenuhi bedak tak beraturan. Ya,itu aku. Badan yang bisa disamakan dengan lidi itu berdiri tanpa senyuman. Foto itu diambil 18 tahun yang lalu. Kini umurku menginjak 21 tahun dan badanku masih saja seperti lidi. Oh,bukan. Teman-temanku  menyebutku triplek karena tubuhku yang rata depan dan rata belakang. Di ulang tahunku yang ke 17 , Vanny, sahabat karibku memberiku bingkisan penuh dengan madu, suplemen makanan dan susu kalengan  bertuliskan “Appeton Weight Gain”. What the hell? Vanny tertawa terbahak-bahak melihat reaksiku saat membuka bingkisan itu,dan alhasil sampai saat ini susu kalengan itu masih terpajang indah nan utuh di atas lemariku. Ku rapikan rambutku dan aku pun pergi ke kampus.
            Dua semester sudah aku duduk di universitas ini, tapi nggak ada satupun cowo guanteng nan indah yang mendekatiku. Lagi-lagi temanku meledek. “Gin, gedein dikit napa tu badan? Musim hujan loh ini.” Kata Bayu . “Diem lu tem. Lu tuh putihin kulit lu dikit, biar kalau mati lampu nggak cuman gigi sama mata aja yang kelihatan.” Balasku. “Sialan lu ngkring.” Bayu melempar gumpalan kertas padaku sambil tertawa. Sebenarnya si item yang satu itu manis juga sih. Aku suka memperhatikannya diam-diam. Ah, gile aja kalo aku sampe ketahuan suka sama tu bocah. Tapi Vanny, dia tahu segalanya tanpa pernah aku beri tahu.
            “Lu sama Bayu tuh cocok Gin.” Ceplos Vanny saat aku duduk bersamanya di kantin. “Ah gila lu Van. Mulut tuh pake “No Drop” napa,biar nggak bocor amat.” Kataku kesal. “Lah, gue serius Gin. Dia item, lu kurus kaya layangan.” Kata-kata Vanny yang vulgar dan tak berperasaan itu sontak membuatku menyemburkan minuman dimulutku. “Jadi semua orang tahu alasan si Bayu bisa item gitu. Ya karena dia main layangan terus tiap hari.” Dengan polosnya Vanny melanjutkan hinaannya padaku. Ni orang sahabatku bukan sih? Hinaannya nusuk sampe tulang. Aku membersihkan mulutku dengan tisu lalu kami berdua masuk lagi ke kelas.
            Ku dapati Bayu menatapku dari bangkunya. 
“Apa lu? Mau ngledek lagi?” Tanyaku ketus. Dia hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya lalu ia menulis sesuatu disebuah kertas. Dosen  masuk dan mengabsen mahasiswa-mahasiswi dikelasku. Saat nama bayu dipanggil, tidak ada sahutan. Ia pergi dan nggak ada yang tahu kemana. 15 menit proses belajar mengajar berjalan, Bayu dengan santainya membuka pintu dan memasuki kelas. Ia menuju meja dosen dan menjelaskan keterlambatannya. 
Ia tidak diijinkan masuk. Lalu Bayu mengeluarkan selembar kertas dari kantongnya. “Izinkan saya membaca puisi ini untuk menebus kesalahan saya bu.” Dosen kami pun hanya diam.
            “Ku ambil buluh sebatang. Kuraut dan ku ikat dengan benang. Ku jadikan Gina Terbang. Kurus, judes, namun seksi. Gadis pujaan yang mengisi sepi. Kan kujadikan ia kekasih “

            Semua mata tertuju padaku dan sejak saat itu aku menjadi milik si item, Bayu. Satu-satunya lelaki yang berteori “Kurus Itu Seksi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar