by @RaissaSati
Ku lihat anak kecil dengan dress
merah dalam sebuah bingkai foto yang wajahnya dipenuhi bedak tak beraturan.
Ya,itu aku. Badan yang bisa disamakan dengan lidi itu berdiri tanpa senyuman.
Foto itu diambil 18 tahun yang lalu. Kini umurku menginjak 21 tahun dan badanku
masih saja seperti lidi. Oh,bukan. Teman-temanku menyebutku triplek karena tubuhku yang rata
depan dan rata belakang. Di ulang tahunku yang ke 17 , Vanny, sahabat karibku
memberiku bingkisan penuh dengan madu, suplemen makanan dan susu kalengan bertuliskan “Appeton Weight Gain”. What the
hell? Vanny tertawa terbahak-bahak melihat reaksiku saat membuka bingkisan
itu,dan alhasil sampai saat ini susu kalengan itu masih terpajang indah nan
utuh di atas lemariku. Ku rapikan rambutku dan aku pun pergi ke kampus.
Dua semester sudah aku duduk di
universitas ini, tapi nggak ada satupun cowo guanteng nan indah yang
mendekatiku. Lagi-lagi temanku meledek. “Gin, gedein dikit napa tu badan? Musim
hujan loh ini.” Kata Bayu . “Diem lu tem. Lu tuh putihin kulit lu dikit, biar
kalau mati lampu nggak cuman gigi sama mata aja yang kelihatan.” Balasku.
“Sialan lu ngkring.” Bayu melempar gumpalan kertas padaku sambil tertawa.
Sebenarnya si item yang satu itu manis juga sih. Aku suka memperhatikannya
diam-diam. Ah, gile aja kalo aku sampe ketahuan suka sama tu bocah. Tapi Vanny,
dia tahu segalanya tanpa pernah aku beri tahu.
“Lu sama Bayu tuh cocok Gin.” Ceplos
Vanny saat aku duduk bersamanya di kantin. “Ah gila lu Van. Mulut tuh pake “No Drop”
napa,biar nggak bocor amat.” Kataku kesal. “Lah, gue serius Gin. Dia item, lu
kurus kaya layangan.” Kata-kata Vanny yang vulgar dan tak berperasaan itu
sontak membuatku menyemburkan minuman dimulutku. “Jadi semua orang tahu alasan
si Bayu bisa item gitu. Ya karena dia main layangan terus tiap hari.” Dengan
polosnya Vanny melanjutkan hinaannya padaku. Ni orang sahabatku bukan sih?
Hinaannya nusuk sampe tulang. Aku membersihkan mulutku dengan tisu lalu kami
berdua masuk lagi ke kelas.
Ku dapati Bayu menatapku dari
bangkunya.
“Apa lu? Mau ngledek lagi?” Tanyaku ketus. Dia hanya tertawa dan menggelengkan
kepalanya lalu ia menulis sesuatu disebuah kertas. Dosen masuk dan mengabsen mahasiswa-mahasiswi
dikelasku. Saat nama bayu dipanggil, tidak ada sahutan. Ia pergi dan nggak ada
yang tahu kemana. 15 menit proses belajar mengajar berjalan, Bayu dengan
santainya membuka pintu dan memasuki kelas. Ia menuju meja dosen dan
menjelaskan keterlambatannya.
Ia tidak diijinkan masuk. Lalu Bayu mengeluarkan
selembar kertas dari kantongnya. “Izinkan saya membaca puisi ini untuk menebus
kesalahan saya bu.” Dosen kami pun hanya diam.
“Ku ambil buluh sebatang. Kuraut dan ku ikat
dengan benang. Ku jadikan
Gina Terbang. Kurus, judes, namun seksi. Gadis pujaan yang
mengisi sepi. Kan
kujadikan ia kekasih “
Semua mata tertuju padaku dan sejak
saat itu aku menjadi milik si item, Bayu. Satu-satunya lelaki yang berteori
“Kurus Itu Seksi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar