Minggu, 30 Maret 2014

Kurus Itu Bukan Pilihan, Tapi Kebahagiaan

Oleh:  @junaradityaika

Awalnya aku tidak sengaja membaca informasi menarik tentang nama suatu komunitas di sebuah blog. Unik, waw, dan segala macam yang membuatku kemudian membuka album lama.
“a… ternyata aku benar-benar salah satu dari mereka” ujarku tenang sambil mengangguk. Sejenak melintas momen-momen beberapa tahun yang lalu. Tepatnya di semester dua masa kuliah. Di masa itu aku mengenal dia yang standar, dia yang ganteng sementara dan kamu yang ganteng berkepanjangan. Tiga ranking itu membuatku dan beberapa temanbanyak mengoceh tentang laki-laki yang berlintasan di sekitar kami. Meski begitu, aku tetap paling tertarik jika satu laki-laki di depanku itu menjadi tema sehari-hari. Saat itu teman-temanku datang menghampiri laki-laki yang merupakan senior kami, danmeninggalkanku yang duduk menikmati berbagai jenis makanan di genggamanku. Tidak lama kemudian mereka datang kembali padaku. Dengan sok cuek aku terus mengunyah.
“ya ampun ini anak, makaaaannnn aja” aku mengumbar senyum padanya.
“ehem, tadi pada ngobrolin apa?” pertanyaan memburuku ini membuat mereka tertawa
“akhirnyaa… open mouth juga” ejek mereka membuatku sedikit tersedak
“tadi kakak itu bilang gini, Itu anak dari semester satu sampai sekarang sukanya ngemil melulu” kepalaku merasa terberat seketika, perutku juga mendadak penuh. Sambil tertawa bahagia aku menggenggam telapak temanku itu.
“yang bener? Berarti dia udah memperhatikan aku sejak semester satu dong….” Lanjutku menggebu membuat yang lain memasang tampang datar,
“ya’elah ka… cuman dibilang gitu doang.. lagian kamu ni makan ngemil makan ngemil terus tapi nggak gemuk-gemuk” nadanya sedikit meninggi tanda iri, aku tertawa bahagia
“apa rahasianya sih ka?” lanjutnya sebal. Aku menekan perut temanku itu dengan satu jari telunjuk,
“rahasaianya? Lha ini” sambil menunjukkan bungkusan plastik bening yang berisi jajanan tradisional.

“halah, kalau akukan jadi tambah tambun ngikutin mulut ma perut kamu” singkatnya membuatku memasang wajah prihatin terhadapnya, tentunya sembari menekan perut temanku itu dengan telunjuk. Dia adalah satu dari beberapa puluh temanku yang sudah aku pencet tombol lemaknya agar bisa kurus sepertiku. Dan reaksinya sama, jika tidak tertawa ya kesal, sampai sekarang aku tidak bisa merindukan reaksi seperti itu, karena mereka terus saja menanyaiku resep untuk kurus. Bahkan hari ini jumlah mereka sudah bertambah. Hal ini membuatku merasa seperti ratu kurus seksi sedunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar