Oleh @ciptaning_rini
Ini kisah si seksi masa
SMA, Aning. Dia memiliki tubuh seksi dikalangan kita, berat badan dengan tabah
berada di 40Kg. Disaat dirinya stres maka akan turun menjadi 37, saat bahagia
40 tetap menanti. Tidak ada yang bisa dibanggakan darinya, selain tulang yang
menonjol. Tampilannya paling OK diantara anak kelas tiga, paling tinggi dan
jelas terlihat diantara rata-rata anak saat upacara. Aning memiliki teman, Ani.
Si gendut sahabat si seksi. Mereka saling melengkapi namun semua itu berubah
saat negara anjing menyerang.
Pagi
hari yang cerah menandakan liburan hari minggu sedang berlangsung, jam 6 pagi
keramaian berpusat pada rute lari pagi di tepian pantai. Begitu ramai disana,
bukan hanya manusia, para hewan pun ikutan berolahraga. Mereka berada dijalur start dengan beberapa
orang mengekor dengan rute yang sama. Berselang beberapa menit, suara langkah
berderu dengan cepat dari belakang. Anjing lepas dengan mengejar seluruh
manusia didepannya. Mereka bertabrakan
satu sama lain, menghindari kejaran anjing. Kebetulan, ditepian pantai sedang
melakukan persiapan wedding party,
sehingga banyak perlengkapan menghalangi gerak.
Kaki
panjang, sudut pandang yang tinggi beserta bantuan angin pantai, si kurus
berlari cepat dan menyalip setiap halang-rintang. Bagaimana dengan si gendut?
Pilihan si gendut begitu banyak, untuk lari dengan misi menguruskan, berdiam
diri pasrah digigit atau menyemplungkan diri ke pantai.
“Ani,
kamu tadi lari kemana?” tanya Aning menyodorkan segelas air putih.
Ani menggeleng,”Aku tak sanggup lari,
kaki ku tak seperti punya mu! Aku berdiri diatas meja sambil menangis! Anjing
itu tepat dibawah ku!”
“Aku
ingin membawamu berlari, tapi apa daya tubuh ini tak kuat!” hibur Aning.
Si seksi mengucap
syukur memilik tubuh seksi, seluruh anggota tubuh bersatu untuk membantu namun
beda hal dengan si gendut, untuk beraktifitaspun serasa sulit dilakukan apalagi
berlari. Tidak dipungkiri, si kurus yang berlari cepat memanggil keamanan
pantai untuk menolong si gendut dari anjing liar. Si seksi menutupi kekurangan
si gendut, tentu akan sebaliknya karena manusia mahluk sosial, seperti si
gendut bisa menjadi tameng si seksi saat dipukul, sungguh jangan pernah berniat
memukul si kurus dengan balok kayu atau serupa kepalan tangan. Berasa sampai
tulang men!
perbaikan nama twitter nih min ... yang bnr @ciptaningrini .. makasih min :) keep spirit !
BalasHapus