Selasa, 04 Maret 2014

Aning vs Ani

Oleh @ciptaning_rini

Ini kisah si seksi masa SMA, Aning. Dia memiliki tubuh seksi dikalangan kita, berat badan dengan tabah berada di 40Kg. Disaat dirinya stres maka akan turun menjadi 37, saat bahagia 40 tetap menanti. Tidak ada yang bisa dibanggakan darinya, selain tulang yang menonjol. Tampilannya paling OK diantara anak kelas tiga, paling tinggi dan jelas terlihat diantara rata-rata anak saat upacara. Aning memiliki teman, Ani. Si gendut sahabat si seksi. Mereka saling melengkapi namun semua itu berubah saat negara anjing menyerang.
            Pagi hari yang cerah menandakan liburan hari minggu sedang berlangsung, jam 6 pagi keramaian berpusat pada rute lari pagi di tepian pantai. Begitu ramai disana, bukan hanya manusia, para hewan pun ikutan berolahraga.  Mereka berada dijalur start dengan beberapa orang mengekor dengan rute yang sama. Berselang beberapa menit, suara langkah berderu dengan cepat dari belakang. Anjing lepas dengan mengejar seluruh manusia didepannya.  Mereka bertabrakan satu sama lain, menghindari kejaran anjing. Kebetulan, ditepian pantai sedang melakukan persiapan wedding party, sehingga banyak perlengkapan menghalangi gerak.
            Kaki panjang, sudut pandang yang tinggi beserta bantuan angin pantai, si kurus berlari cepat dan menyalip setiap halang-rintang. Bagaimana dengan si gendut? Pilihan si gendut begitu banyak, untuk lari dengan misi menguruskan, berdiam diri pasrah digigit atau menyemplungkan diri ke pantai.
            “Ani, kamu tadi lari kemana?” tanya Aning menyodorkan segelas air putih.
Ani menggeleng,”Aku tak sanggup lari, kaki ku tak seperti punya mu! Aku berdiri diatas meja sambil menangis! Anjing itu tepat dibawah ku!”
            “Aku ingin membawamu berlari, tapi apa daya tubuh ini tak kuat!” hibur Aning.
Si seksi mengucap syukur memilik tubuh seksi, seluruh anggota tubuh bersatu untuk membantu namun beda hal dengan si gendut, untuk beraktifitaspun serasa sulit dilakukan apalagi berlari. Tidak dipungkiri, si kurus yang berlari cepat memanggil keamanan pantai untuk menolong si gendut dari anjing liar. Si seksi menutupi kekurangan si gendut, tentu akan sebaliknya karena manusia mahluk sosial, seperti si gendut bisa menjadi tameng si seksi saat dipukul, sungguh jangan pernah berniat memukul si kurus dengan balok kayu atau serupa kepalan tangan. Berasa sampai tulang men!
             


1 komentar:

  1. perbaikan nama twitter nih min ... yang bnr @ciptaningrini .. makasih min :) keep spirit !

    BalasHapus