Jumat, 28 Februari 2014

Deritaku, bukan deritamu!

Oleh @Imea_Molly

Aku, ruh seorang cewek yang terlahir ke dunia ini dalam balutan tubuh yang kurus tak berdaging, ceking, cungkring, tipis, terus apa lagi ya? Hmm masih banyak lagi kata-kata senada yang bisa mencerminkan wujudku ini. Yang pasti kata-kata “kurus kering” adalah kata-kata yang pas untuk menggambarkan keadaanku. Menyedihkan sekali bukan?
Keadaanku ini kadang-kadang membuatku, sumpah! minder gila. Bagaimana tidak? Aku yang berbadan kecil, pendek nan kurus ini, selalu tertimpa kejadian yang tidak bisa dibilang keren. Misalnya, ketika aku pergi ke bioskop bareng temen-temenku untuk menonton film yang bergenre 18+, selalu aku sendiri yang dilarang masuk oleh penjaga yang ada disana. Katanya anak dibawah umur dilarang masuk. Dengan perasaan jengkel, langsung saja aku lemparkan KTP ku pada penjaga sialan itu. Ia hanya melongo setelah melihat KTP ku, kemudian tersenyum sambil menyerahkan KTP ku kembali dan mempersilahkan aku masuk.
Tidak hanya di bioskop, di kampus pun tak jarang teman-temanku mengataiku “kutilang-dara” yaitu “kurus-tidak tinggi-langsing-dada rata”. Nista banget kan?
Bahkan temanku ada yang bilang begini “Cil, kamu tahu kan istilah cabe-cabean itu untuk siapa?”
Jawabku; “Tahu, untuk cewek-cewek ABG yang sexy, centil dan nakal kan?”
“Iya betul. Tapi seandainya kamu yang jadi cewek centil plus nakal, bukan cabe-cabean lagi namanya,” sambung temanku itu.
“Jadi, apa namanya?” tanyaku penasaran.
“Namanya toge-togean, Cil. Hahaha” jawabnya sambil tertawa keras.
Nah. Temanku itu memang kurang ajar sekali, kan? Aku hanya bisa mengeluh dengan keadaanku yang seperti ini. Hikz!
“Kapan aku bisa gemuk, Tuhan? Berilah hambamu ini daging yang bermanfaat, amin,” itulah do’a yang selalu ku panjatkan pada Tuhan setiap malam. Bahkan aku selalu meminum “Scott’s emulsion” tiga kali sehari setiap sebelum makan untuk meningkatkan nafsu makanku. Tapi hasilnya tetap nihil. Siklus berat badanku pun sangat memprihatinkan sekali, minggu ini naik 1 kg, minggu berikutnya turun 1,5 kg. Begitu seterusnya. Badanku sampai bulan ini, tercatat di buku harianku seberat 37 kg dengan tinggi badan 150 cm. Huh!
Aku mengalami putus asa yang sangat parah. Hingga akhirnya seorang temanku yang lain datang memberi nasehat ampuh kepadaku. “Kamu pengen gemuk? Kenapa? Kamu tidak mensyukuri atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepadamu? Coba kamu lihat, banyak orang yang gemuk, dan mereka pengen kurus. Eh kamu malah pengen gemuk. Kamu tak perlu minder! Kurus itu nggak jelek, kok. Kurus itu satu tingkat dibawah seksi. Paham?”
“Setingkat dibawah seksi? Hmm yayaya, eh, tapi tetap saja susah untuk mendapatkan seorang pacar,” ucapku sambil memancungkan bibirku.
“Ya, nggak usah punya pacar! Simpel kan?” jawabnya sambil tersenyum puas.

“S.i.n.g.a kamu!” teriakku padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar